RIWAYAT HIDUP SINGKAT DARI Sintua Evangelis LABAN SIAHAAN
Lahir ; tahun 1851, Menikah tahun 1871, Lulus ujuan sebagai DATU (Dukun), Turut jadi prajurit
SISINGAMANGARAJA tahun, 1878, Mulai belajar menjadi orang Kristen di Balige tanggal 21 April 1884, Di Babtis di balige tanggal 6 Juni 1884 sekaligus ganti nama menjadi LABAN, Di Baptis jadi Sintua di Gereja Balige tahun 1885, Diangkat jadi Sintua Evangelis sekali gus penjual buku tahun 1887. Tahun 1887 sampai dengan 1899, berkeliling di tanah Batak ke Pulo Nias, Asahan, Deli. Pada jaman itu belum ada kendaraan umum di darat seperti sekarang ini.
Tanggal 5 November Tahun 1902 St. Laban Pulang ke Bapak di Surga, meninggalkan 1 Istri, 4 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. 8 anak meninggal waktu kecil karea serangan penyakit Epidemi.
Waktu lahir bapanya sudah tidak ada. Namanya diberi : Sialapiso (artinya karena pisau)
Ceritanya: Sebelum dia lahir bapanya ompu Bontar meninggal pada suatu peperangan antar marga, yang berebutan menguasai suatu pisau pusaka.
Masa anak-anak sampai remaja di boleh dikata orang merana, terutama karena permusuhan antar marga yang membuat bapanya meninggal masih berkepanjangan. Mencari makan, sering dilakukan kepada teman 2 atau famili Op.Baja di Balige. Dia sudah terbiasa berjuang mencari makan untuk hidup dan tidak takut kemana-mana walau pada malam hari. .
Menjelang dewasa - sampai dewasa dia mengikut bapaudanya dan dia belajar menjadi DATU (dukun). Tak lama diapun menjadi dukun. Pada umur 20 tahun dia menikah dengan boru Simangunsong. Melalui satu ujian yang sulit, tentang kemampuan mendukun dan kemampuan fisik , antara lain "menemukan pencuri" " meramal" " membuat racun" menyelam lama di dalam air dengan rintangan2 .dan lain persyaratan, dia berhasil dengan dengan sukses, maka dia dinyatakan sebagai DATU BOLON. Namanya menjadi Op.SOMARDAI. (artinya Op. yang tak enak). Waktu itu dia di uji di tepi sungai dan disuruh menyelam sambil di dalam mulutnya penuh dengan cabai rawit, tak boleh keluar dari air sebelum penguji mengijinkan muncul untu bernafas, beberapa kali dengan mengganti isi mulut. Sebagai Dukun terkenal kehidupan Op. Somardai tidak menyenangkan, disamping itu dia juga pernah jadi jago judi, menang terus tetapi tidak ada damai dan masih kekurangan.
Dengan terkenalnya Op.Somardai dia diamabil dan di angkat jadi Ulubalang (komandan) tentara SISINGAMANGARAJA melawan penjajah belanda (bule atau si botar mata). Dalam satu pertempuran di Tangga Batu dia tertembak dan luka. Mulai dari situ dia sangat beci bule
sibontar mata. Pada waktu itu bule di tanah Batak disamping Belanda juga sudah ada Jerman yaitu Zending dari Barmen. Dia dukun ternama, tetapi kena tembak, artinya dukun tidak mempan sama bedil, maka kedukunannya mulai goyah. Lalu dia main judi Untuk judi tidak mengenal saudara, kalau kalah harus bayar. Kehidupan di Toba Holbung tempat Op.Somardai tinggal, sangat kurang dibanding di Rura Silindung Tarutung dimana Zending Jerman sudah muali mengajar orang jadi pintar.
Bersama teman2nya dia jalan-jaan ke Rura Silindung , di suatu desa mereka (ber tiga) di sapa oleh seorang bule Tuan Johansen. "Kalian dari mana" lalu Op. Somardai menjawab " kami orang Balige" ............Setelah berbibcang lama Tuan Johansen mengirim surat untuk disampaikan kepada Tn Pendeta Pilgram di Balige. Inilah jalan permulaan Tuhan memanggil Op.Somardai menjadi seorang hambaNya St Ev. Laban. Penyampaian surat tadi mengalami banyak rintangan terutama karena Op.Somardai sudah sempat benci kepada bole, namun Tuhan sayang padanya dan dengan terlebih dahulu membuang semua pernik-pernik kedukunan tanggal 21 April 1884 Op. Somardai mulai belajar menjadi orang Kristen.
Dengan sebagitu banyak pengalaman maka oleh bimbingan Tuhan St. Ev. Laban adalah satu diantara orang Batak yang dikenal di HKBP.
Suatu kebanggan bagi kita turunan (decendants) dari St.Laban.
Semua Turunan ST.Laban diharapkan dapat mengikuti jejak beliau sebagi hamba Tuhan. Telah dimulai dari anak-anaknya, 2 orang jadi guru Zending dan 1 orang Sintua. Helanya 2 orang Pendeta. Cucunya 4 orang sintua. cicitnya banyak jadi situa. Hayo...... siapa lagi mennyusul jadi Pendeta.
OLEH DOA DARI NENEK MOYANG, BERKAT DARI TUHAN TELAH BANYAK KITA TERIMA
(disingkat dari) :
1. Buku catatan dari Op.Basar Josua
2. Parsorion ni St. Laban Siahaan Oleh Tn Pdt. Pilgram 1925
3. Barita ni St Laban Siahaan oleh Pdt J Moeller 1925
4. Parsorion ni St Laban Siahaan lektur hkbp 2002
5.Buku ni Kolportage Zending Batak No. 8, 1925
Friday, June 11, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment