Friday, June 11, 2010

St.Ev. LABAN SIAHAAN

RIWAYAT HIDUP SINGKAT DARI Sintua Evangelis LABAN SIAHAAN

Lahir ; tahun 1851, Menikah  tahun 1871, Lulus ujuan sebagai DATU (Dukun), Turut jadi prajurit
SISINGAMANGARAJA  tahun, 1878, Mulai belajar menjadi orang Kristen  di Balige tanggal 21 April 1884, Di Babtis di balige tanggal 6 Juni  1884 sekaligus ganti nama menjadi LABAN,  Di Baptis jadi Sintua di Gereja Balige  tahun 1885,  Diangkat jadi Sintua Evangelis sekali gus penjual buku tahun 1887.     Tahun 1887  sampai dengan 1899, berkeliling di tanah Batak ke Pulo Nias, Asahan, Deli. Pada jaman itu belum ada kendaraan umum di darat seperti sekarang ini.
Tanggal 5  November Tahun 1902  St. Laban Pulang ke Bapak di Surga, meninggalkan 1 Istri, 4 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. 8 anak meninggal waktu kecil karea serangan penyakit Epidemi.


Waktu lahir bapanya sudah tidak ada. Namanya diberi : Sialapiso  (artinya  karena pisau)
Ceritanya: Sebelum dia lahir bapanya ompu Bontar meninggal pada suatu peperangan antar marga,  yang berebutan menguasai suatu  pisau pusaka.

Masa anak-anak sampai remaja di boleh dikata orang merana, terutama karena permusuhan antar marga yang membuat bapanya meninggal masih berkepanjangan. Mencari makan, sering dilakukan kepada teman 2 atau famili Op.Baja di Balige. Dia sudah terbiasa berjuang mencari makan untuk hidup dan tidak takut kemana-mana walau pada malam hari. .


Menjelang dewasa - sampai dewasa dia mengikut bapaudanya dan dia belajar menjadi DATU (dukun). Tak lama diapun menjadi dukun. Pada umur 20 tahun dia menikah dengan  boru Simangunsong. Melalui satu ujian yang sulit, tentang kemampuan mendukun dan kemampuan fisik , antara lain "menemukan pencuri" " meramal" " membuat racun" menyelam lama di dalam air dengan rintangan2 .dan lain persyaratan, dia berhasil dengan dengan sukses, maka dia dinyatakan sebagai DATU BOLON. Namanya menjadi Op.SOMARDAI. (artinya Op. yang tak enak). Waktu itu dia di uji di tepi sungai dan disuruh menyelam sambil di dalam mulutnya penuh dengan cabai rawit, tak boleh keluar dari air sebelum penguji mengijinkan muncul untu bernafas, beberapa kali dengan mengganti isi mulut.  Sebagai Dukun terkenal kehidupan Op. Somardai tidak menyenangkan,  disamping itu dia juga pernah jadi jago judi, menang terus tetapi tidak ada damai dan masih kekurangan.


Dengan terkenalnya Op.Somardai dia diamabil  dan di angkat jadi  Ulubalang (komandan) tentara SISINGAMANGARAJA melawan penjajah belanda (bule atau si botar mata). Dalam satu pertempuran di Tangga Batu dia tertembak dan luka. Mulai dari situ dia sangat beci bule 
sibontar mata. Pada waktu itu bule di tanah Batak disamping Belanda juga sudah ada Jerman yaitu  Zending dari Barmen.  Dia dukun ternama, tetapi kena tembak, artinya dukun tidak mempan sama bedil,  maka kedukunannya mulai goyah.  Lalu dia main judi Untuk judi tidak mengenal saudara, kalau kalah harus bayar.  Kehidupan di Toba Holbung tempat Op.Somardai tinggal, sangat kurang  dibanding di Rura Silindung Tarutung dimana Zending Jerman sudah muali mengajar orang jadi pintar.

Bersama teman2nya dia jalan-jaan  ke Rura Silindung , di suatu desa mereka (ber tiga) di sapa oleh  seorang bule Tuan Johansen.  "Kalian dari mana"  lalu Op. Somardai menjawab " kami orang Balige" ............Setelah berbibcang lama Tuan Johansen mengirim surat untuk disampaikan kepada Tn Pendeta Pilgram di Balige.  Inilah jalan permulaan Tuhan memanggil Op.Somardai menjadi seorang hambaNya  St Ev. Laban.  Penyampaian surat tadi mengalami banyak rintangan terutama karena Op.Somardai sudah sempat benci kepada bole, namun Tuhan sayang padanya dan dengan terlebih dahulu membuang semua pernik-pernik kedukunan  tanggal 21 April 1884 Op. Somardai mulai belajar menjadi orang Kristen. 

Dengan sebagitu banyak pengalaman maka oleh bimbingan Tuhan St. Ev. Laban adalah satu diantara orang Batak yang dikenal di HKBP.  
Suatu kebanggan bagi kita turunan (decendants) dari St.Laban.  
Semua Turunan ST.Laban diharapkan dapat mengikuti jejak beliau sebagi hamba Tuhan. Telah dimulai dari anak-anaknya, 2 orang jadi guru Zending dan 1 orang Sintua. Helanya 2 orang Pendeta. Cucunya 4 orang sintua. cicitnya banyak jadi situa.  Hayo...... siapa lagi mennyusul jadi Pendeta.  

OLEH DOA DARI NENEK MOYANG, BERKAT DARI TUHAN TELAH BANYAK KITA TERIMA

 (disingkat dari) :
1. Buku catatan dari Op.Basar Josua
2. Parsorion ni St. Laban Siahaan  Oleh Tn Pdt. Pilgram  1925
3. Barita ni St Laban Siahaan oleh Pdt J Moeller  1925
4.  Parsorion ni St Laban Siahaan  lektur hkbp 2002
5.Buku ni Kolportage Zending Batak No. 8,  1925 









No comments:

Post a Comment