1. Basar Josua ; Joy Alvaro
2. Aries
3. Faber Jonathan ; Nicolas Elang
4. Zita
5. Johnas Tahan ; Darryl Jeremy, Dimitry Micha
6. Ursula Ginny
7. Johannes Manchim
8. Juliris ; Samuel
9. Jenny ; Reinhart, Giorgio
10.Ivan
11.Joanna ; Derald, Daniel
12.Frenky
13.Jesica
14.Friska Lumongga ; Abigail,
15.Warsum
16.Ferdinand
17.Frensi ; Keandri
17.Kristian
18.Fernando
19.Victoria Joice Ruth Lamtiur
20.Josepita Natalia
21.Vrita Ria Yolanda
22.Judith Vica Rita
23.Emmy ; Alexsandra Nur,
24.Rizky
25.Edward Antonius
Wednesday, July 7, 2010
Friday, June 25, 2010
PANGGILAN DALAM CULTUR BATAK (ADAT BATAK)
APA YANG KAU INGINKAN ORANG LAIN BERBUAT PADAMU, LAKUKANLAH SEPERTI ITU. HORMAT PADA YANG LEBIH TUA SAYANG KEPADA YANG LEBIH MUDA.
*Panggilan hormat pada orang tua yang satu marga adalah: Amang, kepada Laki-laki dan Inang pada perempuan. Kalau kelihatan sudah tua betul dibanding umur kita panggil Opung.
*Panggilan terhormat kepada orangtua yang belum tau marganya : panggil Tulang. di adat Batak Tulang paling dihormati. (hula-hula)
*Kalau kamu laki-laki bertemu dengan orang batak yang sepantar tetapi belum tau marganya panggil saja Lae untuk sesama laki-laki, atau Ito kepada perempuan.
*Kalau kamu perempuan bertemu dengan orang Batak yang sepantar panggil Eda untuk sesama perempuan dan Ito untuk laki-laki.
*Kalau kamu perempuan bertemu dengan orang Batak yang sepantar panggil Eda untuk sesama perempuan dan Ito untuk laki-laki.
*Kalau sudah saling memberitahu (martarombo) baru dilaksanakan panggilan seperti di bawah:
*Kalau kau laki-laki, ada yang memanggil kau Tulang dan dia sudah lebih tua dari padamu maka kau panggil balik Amangboru. Kalau dia masih muda dapat dipanggil Bere.
*Bapa / ibu dari orangtua kita dipanggilnya Opung, sedangkan opung dari orangtua dipanggil Bapatua (bapa yang sudah tua bangat) bila kau marga Siahaan (seorang laki-laki), atau Tulang bila kau bukan marga Siahaan. (misalnya si Joy memanggil Op. Basar Josua, Bapatua, tetapi si Abigail memanggil Op.Basar Josua Tulang)
*Cucu adalah identik dengan adik, karena penerus generasi maka banyak orangtua memanggil anak kandungnya juga bapa, dan memanggil cucunya opung.
1. Orangtua: dipanggil Amang dan Inang
2.Abang dari bapa dipanggil : Bapatua baik belum atau sudah menikah, istrinya dipanggil Inangtua
3. Adik dari bapa dipanggil : Bapauda baik belum atau sudah menikah, Istrinya dipanggil Inanguda
atau sudah menikah, suaminya dipanggil Amangboru
5.Kakak perempuan dari ibu dipanggil : Inangtua baik sebelum atau sesudah menikah , suaminya dipanggil, Bapatua
6. Adik perempuan dari Ibu dipanggil : Inangbaju (tante) sebelum menikah, Inanguda setelah menikah, suaminya dipanggil Bapauda
7. Saudara laki-laki (ito dari Ibu) baik lebih tua atau lebih muda dari ibu, dipanggil : Tulang, istrinya Nantulang
.
8. Laki-laki memanggil saudara laki-laki Abang/ Kakak yang lebih besar dan Anggi yang lebih kecil, serta memanggil saudara perempuan lebih besar atau lebih kecil Ito9. Perempuan memanggil saudara perempuan yang lebih tua akang (kakak) yang lebih muda dipanggil anggi (adik) saudara laki-laki dipanggil : Ito (contoh Si Ferdin ito nya si Friska atau Si Friska ito nya si Ferdin)
9. Anak laki dari Bapatua dipanggil Abang baik lebih tua atau lebih muda, anak perem
puan dipanggil Ito
10. Anak laki-laki dari Bapauda dipanggil Adik yang lebih tua dipanggil Ampara
11. Laki-laki memanggil anak laki-laki dari Tulang Lae, sedangkan anak perempuan dari Tulang dipanggil Pariban.
12. Laki-laki memanggil anak perempuan dari Namboru Ito sedangkan anak laki-laki dari Namboru dipanggil Lae
13. Perempuan memanggil anak laki-laki dari Namboru Pariban dan anak perempuan Namboru dipanggi Eda.
14. Perempuan memanggil anak laki-laki dari Tulang Ito / ada juga minta di panngil Opung.
15. Laki-laki atau perempuan memanggil bapak mertuanya dengan panggilan : Amang, ibu mertua memanggil Inang
16. Perempuan memanggil abang dari suaminya dengan Amang sedangkan ke adik suaminta, dengan nama atau bapa si anu (anak pertamanya)
17. Laki-laki memanggil istri dari adiknya dengan Inang sedangkan suaminya dengan nama atau bapa si anu (anak pertamanya)
15. Laki-laki atau perempuan memanggil bapak mertuanya dengan panggilan : Amang, ibu mertua memanggil Inang
16. Perempuan memanggil abang dari suaminya dengan Amang sedangkan ke adik suaminta, dengan nama atau bapa si anu (anak pertamanya)
17. Laki-laki memanggil istri dari adiknya dengan Inang sedangkan suaminya dengan nama atau bapa si anu (anak pertamanya)
*Dongan sabutuha : saudara-saudara sesama marga (Siahaan)
*Hula-hula : saudara-saudar yang semarga dengan marganya Ibu
*Boru : saudara-saudara yang istrinya semarga dengan kita
*Bere : saudara saudara yang ibunya semarga dengan kita
*Ale-ale : sahabat
*Dongan sahuta : tetangga teman satu kampung atau satu komplek
*Ale-ale : sahabat
*Dongan sahuta : tetangga teman satu kampung atau satu komplek
*Martarombo : saling memberitahukan marga dan memberi penjelasan siapa dia, opung nya , atau nenek moyangnya.
Anngota ccobsiahaan adalah rengking 15
Nenek moyangnya Juara Monang adalah anak no. 3 dari Op.Sombadebata (Siahaan)
Bila bertemu sesama marga, tannya dia rengking ke berapa ? dan Siahaan dari mana ? ( siapa nenek moyang nya. ( lihat Siahaan si 7 ompu) No. 1 sampai 7.
Siahaan Juara Monang adalah no 3. anak dari Op.Sombadebata (Siahaan)
Bila sama-sama Juara Monang dan ternyata rengking sama, lalu ditanya siapa nenek moyangnya, baru dapat dipastikan abang atau adik. (lihat "kesimpulan" dari " Siahaan si 7 Ompu")
Ururut dari mana yang di ingat ke atas sampai ketemu Juara Monang.
Bila laki-laki bertemu dengan marga Siahaan rengking sama namun rengking nenek moyang
nya lebih tinggi dari rengking nenekmoyang mu maka kau panggil abang.
Bila bertemu dengan marga Siahaan rengking 1 tingkat lebih tinggi Siahaan apapun dia panggil Amang (Bapa),. bila 2 tinggkat panggil Opung, bila 1 tingkat lebih rendah panngil anak dan bila 2 tinggkat lebih rendah panggil cucu.
Wednesday, June 16, 2010
Friday, June 11, 2010
St.Ev. LABAN SIAHAAN
RIWAYAT HIDUP SINGKAT DARI Sintua Evangelis LABAN SIAHAAN
Lahir ; tahun 1851, Menikah tahun 1871, Lulus ujuan sebagai DATU (Dukun), Turut jadi prajurit
SISINGAMANGARAJA tahun, 1878, Mulai belajar menjadi orang Kristen di Balige tanggal 21 April 1884, Di Babtis di balige tanggal 6 Juni 1884 sekaligus ganti nama menjadi LABAN, Di Baptis jadi Sintua di Gereja Balige tahun 1885, Diangkat jadi Sintua Evangelis sekali gus penjual buku tahun 1887. Tahun 1887 sampai dengan 1899, berkeliling di tanah Batak ke Pulo Nias, Asahan, Deli. Pada jaman itu belum ada kendaraan umum di darat seperti sekarang ini.
Tanggal 5 November Tahun 1902 St. Laban Pulang ke Bapak di Surga, meninggalkan 1 Istri, 4 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. 8 anak meninggal waktu kecil karea serangan penyakit Epidemi.
Waktu lahir bapanya sudah tidak ada. Namanya diberi : Sialapiso (artinya karena pisau)
Ceritanya: Sebelum dia lahir bapanya ompu Bontar meninggal pada suatu peperangan antar marga, yang berebutan menguasai suatu pisau pusaka.
Masa anak-anak sampai remaja di boleh dikata orang merana, terutama karena permusuhan antar marga yang membuat bapanya meninggal masih berkepanjangan. Mencari makan, sering dilakukan kepada teman 2 atau famili Op.Baja di Balige. Dia sudah terbiasa berjuang mencari makan untuk hidup dan tidak takut kemana-mana walau pada malam hari. .
Menjelang dewasa - sampai dewasa dia mengikut bapaudanya dan dia belajar menjadi DATU (dukun). Tak lama diapun menjadi dukun. Pada umur 20 tahun dia menikah dengan boru Simangunsong. Melalui satu ujian yang sulit, tentang kemampuan mendukun dan kemampuan fisik , antara lain "menemukan pencuri" " meramal" " membuat racun" menyelam lama di dalam air dengan rintangan2 .dan lain persyaratan, dia berhasil dengan dengan sukses, maka dia dinyatakan sebagai DATU BOLON. Namanya menjadi Op.SOMARDAI. (artinya Op. yang tak enak). Waktu itu dia di uji di tepi sungai dan disuruh menyelam sambil di dalam mulutnya penuh dengan cabai rawit, tak boleh keluar dari air sebelum penguji mengijinkan muncul untu bernafas, beberapa kali dengan mengganti isi mulut. Sebagai Dukun terkenal kehidupan Op. Somardai tidak menyenangkan, disamping itu dia juga pernah jadi jago judi, menang terus tetapi tidak ada damai dan masih kekurangan.
Dengan terkenalnya Op.Somardai dia diamabil dan di angkat jadi Ulubalang (komandan) tentara SISINGAMANGARAJA melawan penjajah belanda (bule atau si botar mata). Dalam satu pertempuran di Tangga Batu dia tertembak dan luka. Mulai dari situ dia sangat beci bule
sibontar mata. Pada waktu itu bule di tanah Batak disamping Belanda juga sudah ada Jerman yaitu Zending dari Barmen. Dia dukun ternama, tetapi kena tembak, artinya dukun tidak mempan sama bedil, maka kedukunannya mulai goyah. Lalu dia main judi Untuk judi tidak mengenal saudara, kalau kalah harus bayar. Kehidupan di Toba Holbung tempat Op.Somardai tinggal, sangat kurang dibanding di Rura Silindung Tarutung dimana Zending Jerman sudah muali mengajar orang jadi pintar.
Bersama teman2nya dia jalan-jaan ke Rura Silindung , di suatu desa mereka (ber tiga) di sapa oleh seorang bule Tuan Johansen. "Kalian dari mana" lalu Op. Somardai menjawab " kami orang Balige" ............Setelah berbibcang lama Tuan Johansen mengirim surat untuk disampaikan kepada Tn Pendeta Pilgram di Balige. Inilah jalan permulaan Tuhan memanggil Op.Somardai menjadi seorang hambaNya St Ev. Laban. Penyampaian surat tadi mengalami banyak rintangan terutama karena Op.Somardai sudah sempat benci kepada bole, namun Tuhan sayang padanya dan dengan terlebih dahulu membuang semua pernik-pernik kedukunan tanggal 21 April 1884 Op. Somardai mulai belajar menjadi orang Kristen.
Dengan sebagitu banyak pengalaman maka oleh bimbingan Tuhan St. Ev. Laban adalah satu diantara orang Batak yang dikenal di HKBP.
Suatu kebanggan bagi kita turunan (decendants) dari St.Laban.
Semua Turunan ST.Laban diharapkan dapat mengikuti jejak beliau sebagi hamba Tuhan. Telah dimulai dari anak-anaknya, 2 orang jadi guru Zending dan 1 orang Sintua. Helanya 2 orang Pendeta. Cucunya 4 orang sintua. cicitnya banyak jadi situa. Hayo...... siapa lagi mennyusul jadi Pendeta.
OLEH DOA DARI NENEK MOYANG, BERKAT DARI TUHAN TELAH BANYAK KITA TERIMA
(disingkat dari) :
1. Buku catatan dari Op.Basar Josua
2. Parsorion ni St. Laban Siahaan Oleh Tn Pdt. Pilgram 1925
3. Barita ni St Laban Siahaan oleh Pdt J Moeller 1925
4. Parsorion ni St Laban Siahaan lektur hkbp 2002
5.Buku ni Kolportage Zending Batak No. 8, 1925
Lahir ; tahun 1851, Menikah tahun 1871, Lulus ujuan sebagai DATU (Dukun), Turut jadi prajurit
SISINGAMANGARAJA tahun, 1878, Mulai belajar menjadi orang Kristen di Balige tanggal 21 April 1884, Di Babtis di balige tanggal 6 Juni 1884 sekaligus ganti nama menjadi LABAN, Di Baptis jadi Sintua di Gereja Balige tahun 1885, Diangkat jadi Sintua Evangelis sekali gus penjual buku tahun 1887. Tahun 1887 sampai dengan 1899, berkeliling di tanah Batak ke Pulo Nias, Asahan, Deli. Pada jaman itu belum ada kendaraan umum di darat seperti sekarang ini.
Tanggal 5 November Tahun 1902 St. Laban Pulang ke Bapak di Surga, meninggalkan 1 Istri, 4 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. 8 anak meninggal waktu kecil karea serangan penyakit Epidemi.
Waktu lahir bapanya sudah tidak ada. Namanya diberi : Sialapiso (artinya karena pisau)
Ceritanya: Sebelum dia lahir bapanya ompu Bontar meninggal pada suatu peperangan antar marga, yang berebutan menguasai suatu pisau pusaka.
Masa anak-anak sampai remaja di boleh dikata orang merana, terutama karena permusuhan antar marga yang membuat bapanya meninggal masih berkepanjangan. Mencari makan, sering dilakukan kepada teman 2 atau famili Op.Baja di Balige. Dia sudah terbiasa berjuang mencari makan untuk hidup dan tidak takut kemana-mana walau pada malam hari. .
Menjelang dewasa - sampai dewasa dia mengikut bapaudanya dan dia belajar menjadi DATU (dukun). Tak lama diapun menjadi dukun. Pada umur 20 tahun dia menikah dengan boru Simangunsong. Melalui satu ujian yang sulit, tentang kemampuan mendukun dan kemampuan fisik , antara lain "menemukan pencuri" " meramal" " membuat racun" menyelam lama di dalam air dengan rintangan2 .dan lain persyaratan, dia berhasil dengan dengan sukses, maka dia dinyatakan sebagai DATU BOLON. Namanya menjadi Op.SOMARDAI. (artinya Op. yang tak enak). Waktu itu dia di uji di tepi sungai dan disuruh menyelam sambil di dalam mulutnya penuh dengan cabai rawit, tak boleh keluar dari air sebelum penguji mengijinkan muncul untu bernafas, beberapa kali dengan mengganti isi mulut. Sebagai Dukun terkenal kehidupan Op. Somardai tidak menyenangkan, disamping itu dia juga pernah jadi jago judi, menang terus tetapi tidak ada damai dan masih kekurangan.
Dengan terkenalnya Op.Somardai dia diamabil dan di angkat jadi Ulubalang (komandan) tentara SISINGAMANGARAJA melawan penjajah belanda (bule atau si botar mata). Dalam satu pertempuran di Tangga Batu dia tertembak dan luka. Mulai dari situ dia sangat beci bule
sibontar mata. Pada waktu itu bule di tanah Batak disamping Belanda juga sudah ada Jerman yaitu Zending dari Barmen. Dia dukun ternama, tetapi kena tembak, artinya dukun tidak mempan sama bedil, maka kedukunannya mulai goyah. Lalu dia main judi Untuk judi tidak mengenal saudara, kalau kalah harus bayar. Kehidupan di Toba Holbung tempat Op.Somardai tinggal, sangat kurang dibanding di Rura Silindung Tarutung dimana Zending Jerman sudah muali mengajar orang jadi pintar.
Bersama teman2nya dia jalan-jaan ke Rura Silindung , di suatu desa mereka (ber tiga) di sapa oleh seorang bule Tuan Johansen. "Kalian dari mana" lalu Op. Somardai menjawab " kami orang Balige" ............Setelah berbibcang lama Tuan Johansen mengirim surat untuk disampaikan kepada Tn Pendeta Pilgram di Balige. Inilah jalan permulaan Tuhan memanggil Op.Somardai menjadi seorang hambaNya St Ev. Laban. Penyampaian surat tadi mengalami banyak rintangan terutama karena Op.Somardai sudah sempat benci kepada bole, namun Tuhan sayang padanya dan dengan terlebih dahulu membuang semua pernik-pernik kedukunan tanggal 21 April 1884 Op. Somardai mulai belajar menjadi orang Kristen.
Dengan sebagitu banyak pengalaman maka oleh bimbingan Tuhan St. Ev. Laban adalah satu diantara orang Batak yang dikenal di HKBP.
Suatu kebanggan bagi kita turunan (decendants) dari St.Laban.
Semua Turunan ST.Laban diharapkan dapat mengikuti jejak beliau sebagi hamba Tuhan. Telah dimulai dari anak-anaknya, 2 orang jadi guru Zending dan 1 orang Sintua. Helanya 2 orang Pendeta. Cucunya 4 orang sintua. cicitnya banyak jadi situa. Hayo...... siapa lagi mennyusul jadi Pendeta.
OLEH DOA DARI NENEK MOYANG, BERKAT DARI TUHAN TELAH BANYAK KITA TERIMA
(disingkat dari) :
1. Buku catatan dari Op.Basar Josua
2. Parsorion ni St. Laban Siahaan Oleh Tn Pdt. Pilgram 1925
3. Barita ni St Laban Siahaan oleh Pdt J Moeller 1925
4. Parsorion ni St Laban Siahaan lektur hkbp 2002
5.Buku ni Kolportage Zending Batak No. 8, 1925
SIAHAAN SI PITU OMPU (7 GRUP SIAHAAN)
Tuan Somanimbil mempunyai 3 anak yaiytu:
1.Siahaan (Op.SombaDebata)2. Simanjuntak dan 3. Hutagaol
SIAHAAN ( OMPU SOMBA DEBATA) mempunyai 2 anak yaitu:
1. Op. Raja di Tano 2. Op. Raja Parluhutan
Op. Raja di Tano mempunyai 4.anak yaitu:
1.Mahite Ombun, 2. Hinalang 3. JUARA MONANG
4. Tuan Pangorion
Op.Raja Parluhutan mempunyai 3 anak yaitu :
1.Raja Partano II 2. Tuan Pangerlam 3. Tuan Mauli
(sering disebut juga siahaan sibuntuon, lobu siregar, meat)
Maka yang membawa marga SIAHAAN menjadi ada 7 ompu yaitu:
I. SIAHAAN MARHITE OMBUN
II. SIAHAAN HINALANG
III. SIAHAAN JUARA MONANG
IV. SIAHAAN TUAN PANGORION (LUMBAN GORAT)
V. SIAHAAN RAJA PARTANO II
VI. SIAHAAN TUAN PANGERLAM
VII. SIAHAAN TUAN MAULI (SIBUNTUON,LOBUSIREGAR)
JUARA MONANG anaknya ada anaknya ada 4 yaitu: Rengking 4 : 1. Op. Baragas, (moyang sebagian Nasution) 2. Paruma I, 3. Op.somahua, 4. Op.Solomoson
Paruma I punya anak 2 yaitu : Rengkin 5 : 1.Op Gulasa I, 2. Op.Baliton
Op.Gulasa I mempunyai anak 5 yaitu: Rengking 6 : 1. Op.Mauli, 2. Pagar Sombaon, 3.Op.Tuan Bosar, 4.Op.Somongga, 5. Op.raja Idup.
Pagar Sombaon mempunyai 3 anak Yaitu: Rengking 7 : 1. Op.Gulasa II, 2. Partambus ,
3. Paruma II
Op. Gulasa II mempunyai 2 anak yaitu: Rengking 8 :1. Op.Bagonda, 2. Parsaitbosi
Op.Bagonda mempunyai 4 anak yaitu: Rengking 9 :1.Op.Bosar, 2. Op.Tauan, 3. Pangambe, 4. Gurasing
Op. Bosar mempunyai 5 anak yaitu: Rengking 10 :1.Amani Bosar, 2. Parneang, 3. Parjoting, 4. Op.Bontar, 5. Gurasing.
Op.Bontar, mempunyai hanya satu anak yaitu: Rengking 11 : St. Laban
St.Laban mempunyai 4 anak yaitu: Rengking 12 : 1.St Jacob, 2. Karel, 3. Guru Benjamin (Op.Monang), 4. Guru Friderik
Op.Monang mempunyai 5 anak yaitu : Rengking 13 :1. Tiopan Amani Monang (Op. Basar Josua), 2. Jisman, ( bapanya Ian), 3. Antan (bapanya Bisker) Balige, 4. Gotlief (bapanya Yoe) Medan, 5. Sabar Sabsiah (bapanya Berto)
Keimpulan:
CCOBSIAHAAN rengking, 15 dalah:
Turunan dari Op.Sombadebata anaknya yang no 3 Juaramonang
Turuna dari Juaramonang anaknya no.2, Paruma I
Trunan Paruma I anaknya no. 1 , Gulasa 1
Trunanan Gulasa 1 anaknya no. 2 , Pagar Sombaon
Turunan Pagar Sombaon anaknya no. 1 , Gulasa 2
Turunan Gulasa 2 anaknya no.1 , Op. Bagonda
Turunan Op Bagonda anaknya no 1 , Op.Bosar
Turunan Op.Bosar anaknya No.4 , Op.Bontar
Tutrunan Op. Bontar hanya 1 anakny , St.Laban
Turunan St.Laban anaknya No.3 , Op.Monang
Turunan Op. Monang anaknya no. 1 , Op.Basar Josua.
Turunan Op.Basar Josua ada lima : Monang, Saut, Hasudungan, St. Hasoloan, Mangandar.
Lebih rinci lihat di : http://docs.google.com
1.Siahaan (Op.SombaDebata)2. Simanjuntak dan 3. Hutagaol
SIAHAAN ( OMPU SOMBA DEBATA) mempunyai 2 anak yaitu:
1. Op. Raja di Tano 2. Op. Raja Parluhutan
Op. Raja di Tano mempunyai 4.anak yaitu:
1.Mahite Ombun, 2. Hinalang 3. JUARA MONANG
4. Tuan Pangorion
Op.Raja Parluhutan mempunyai 3 anak yaitu :
1.Raja Partano II 2. Tuan Pangerlam 3. Tuan Mauli
(sering disebut juga siahaan sibuntuon, lobu siregar, meat)
Maka yang membawa marga SIAHAAN menjadi ada 7 ompu yaitu:
I. SIAHAAN MARHITE OMBUN
II. SIAHAAN HINALANG
III. SIAHAAN JUARA MONANG
IV. SIAHAAN TUAN PANGORION (LUMBAN GORAT)
V. SIAHAAN RAJA PARTANO II
VI. SIAHAAN TUAN PANGERLAM
VII. SIAHAAN TUAN MAULI (SIBUNTUON,LOBUSIREGAR)
JUARA MONANG anaknya ada anaknya ada 4 yaitu: Rengking 4 : 1. Op. Baragas, (moyang sebagian Nasution) 2. Paruma I, 3. Op.somahua, 4. Op.Solomoson
Paruma I punya anak 2 yaitu : Rengkin 5 : 1.Op Gulasa I, 2. Op.Baliton
Op.Gulasa I mempunyai anak 5 yaitu: Rengking 6 : 1. Op.Mauli, 2. Pagar Sombaon, 3.Op.Tuan Bosar, 4.Op.Somongga, 5. Op.raja Idup.
Pagar Sombaon mempunyai 3 anak Yaitu: Rengking 7 : 1. Op.Gulasa II, 2. Partambus ,
3. Paruma II
Op. Gulasa II mempunyai 2 anak yaitu: Rengking 8 :1. Op.Bagonda, 2. Parsaitbosi
Op.Bagonda mempunyai 4 anak yaitu: Rengking 9 :1.Op.Bosar, 2. Op.Tauan, 3. Pangambe, 4. Gurasing
Op. Bosar mempunyai 5 anak yaitu: Rengking 10 :1.Amani Bosar, 2. Parneang, 3. Parjoting, 4. Op.Bontar, 5. Gurasing.
Op.Bontar, mempunyai hanya satu anak yaitu: Rengking 11 : St. Laban
St.Laban mempunyai 4 anak yaitu: Rengking 12 : 1.St Jacob, 2. Karel, 3. Guru Benjamin (Op.Monang), 4. Guru Friderik
Op.Monang mempunyai 5 anak yaitu : Rengking 13 :1. Tiopan Amani Monang (Op. Basar Josua), 2. Jisman, ( bapanya Ian), 3. Antan (bapanya Bisker) Balige, 4. Gotlief (bapanya Yoe) Medan, 5. Sabar Sabsiah (bapanya Berto)
Keimpulan:
CCOBSIAHAAN rengking, 15 dalah:
Turunan dari Op.Sombadebata anaknya yang no 3 Juaramonang
Turuna dari Juaramonang anaknya no.2, Paruma I
Trunan Paruma I anaknya no. 1 , Gulasa 1
Trunanan Gulasa 1 anaknya no. 2 , Pagar Sombaon
Turunan Pagar Sombaon anaknya no. 1 , Gulasa 2
Turunan Gulasa 2 anaknya no.1 , Op. Bagonda
Turunan Op Bagonda anaknya no 1 , Op.Bosar
Turunan Op.Bosar anaknya No.4 , Op.Bontar
Tutrunan Op. Bontar hanya 1 anakny , St.Laban
Turunan St.Laban anaknya No.3 , Op.Monang
Turunan Op. Monang anaknya no. 1 , Op.Basar Josua.
Turunan Op.Basar Josua ada lima : Monang, Saut, Hasudungan, St. Hasoloan, Mangandar.
Lebih rinci lihat di : http://docs.google.com
Friday, November 6, 2009
PERTEMUAN -PERTEMUAN CCOB. photo di rumah Jesika dan Emmy
Pertemuan pertemuan CCOB yang pada awalnya inisiativ datang dari Josua waktu sama sama ngumpul di rumah Friska pada suatu akhir tahun . Sudah terlaksan beberapa kali. Menurut kami adalah sangat berguna. Dengan adanya prtemuan tersebut maka CCOB dapat saling mengetahui tempat masing-masing, dengan pertemuan tersebut rasa sayang dan kasih antara sesama CCOB menjadi makin tebal.
Pertemuan tersebut memberi kesempatan kepada bapak2 untuk berbagi pengalaman hidup dan nasehat kepada anak2 dan cucu. Sehubungan dengan itu maka, untuk melengkapi tulisan ini, saya minta kepada yang telah ketempatan dapat memberi masukan kepada saya berupa tanggal dan beberapa foto foto kalau dapat dikirm berupa electronic copy lebih baik, namun dengan cetakan juga tidak apa-apa.
Photo-photo diatas adalah, dari 3 pertemuan terachir. Yaitu di rumah Joana, Jesika dan Emmy.
Saya menunggu responce dari anak-anak kami
Subscribe to:
Posts (Atom)